MEKSIKO, KOMPAS.com — Setelah hampir 30 tahun berkecimpung dalam dunia arkeologi, Leonardo Lopez Lujan saat ini bisa dikatakan berhasil mengungkap penemuan terbesar sepanjang hidupnya. Betapa tidak, situs yang baru ditemukannya mungkin satu-satunya makam raja Aztek yang pernah diketahui.
Penggalian dilakukan di Templo Mayor (Candi Besar) di Mexico City sejak tahun 2006, ketika di sekitar situs tersebut ditemukan patung dewi bangsa Aztek dari batu monolit. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup mengejutkan karena ditemukan kerangka hewan bertaring yang penuh dengan (hiasan) di dekat pintu masuk yang tersegel. Kerangka hewan tersebut memakai penutup telinga dari kayu dilapisi dengan mozaik, kalung yang terbuat dari manik-manik batu hijau, dan lonceng emas di sekitar keempat kakinya.
Kerangka ini bisa saja adalah seekor anjing atau seekor serigala Meksiko. Namun, Lopez Lujan, peneliti senior di Museum Templo Mayor, Mexico City, itu masih mempelajari lebih lanjut pertanyaan tersebut dan berharap bisa terjawab dengan tes DNA.
“Akan sangat penting jika ini adalah seekor anjing karena itu akan membawa kita lebih dekat ke konteks pemakaman,” ujar Lopez Lujan. Menurutnya, jika benar itu anjing, maka hal tersebut merepresentasikan anjing yang menemani majikannya ke alam lain dan membantu mereka menyeberangi sungai yang bernama Chicnahuapan, salah satu tempat berbahaya sebelum tiba di tingkat kesembilan dan terdalam dari dunia akhirat.
Belum dijarah
Kerangka hewan bertaring Templo Mayor ini ditemukan di sebelah sebuah kotak batu yang berisi gelang emas, batu api untuk pengorbanan, kerang, dan kemenyan, getah pohon yang diperkirakan digunakan di berbagai bahan, seperti dupa, obat-obatan, dan lem.
Penggalian baru-baru ini juga menemukan segel plester utuh yang terbuat dari kapur dan pasir. “Keberadaan dari segel-segel ini menandakan bahwa kuburan itu, jika ada di sana, bisa jadi adalah kumpulan ruang bawah tanah yang berisi jenazah raja dan penerusnya,” ungkap Lopez Lujan.
“Setiap kali mereka menguburkan mayat yang baru meninggal, mereka menutup pintu masuknya dengan segel plester,” ujar Lujan berspekulasi. Segel yang belum rusak menandakan bahwa makam itu belum pernah dijarah.
Makam ini, menurut Lopez Lujan, tidak akan sebesar makam Tutankhamun di Mesir ataupun ruangan makam Copan dari Maya di Honduras karena bangsa Meksiko (Aztecs) tidak pernah membangun arca dan makam bawah tanah. Itu mungkin adalah sebuah ruangan yang sangat kecil yang penuh dengan sesajian.
Meskipun diikuti ekspektasi yang meninggi, arkeolog dan timnya ini mengaku harus sabar. Hanya dengan mengerjakan secara perlahan dan metodiklah tim ini akan bisa merekonstruksi tata cara penguburan dan artefak-artefak lainnya yang bisa memberikan sedikit petunjuk tentang perekonomian, sistem politik dan agama Aztec yang telah ada sebelum kedatangan bangsa Spanyol di tahun 1500-an.
Penggalian dilakukan di Templo Mayor (Candi Besar) di Mexico City sejak tahun 2006, ketika di sekitar situs tersebut ditemukan patung dewi bangsa Aztek dari batu monolit. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup mengejutkan karena ditemukan kerangka hewan bertaring yang penuh dengan (hiasan) di dekat pintu masuk yang tersegel. Kerangka hewan tersebut memakai penutup telinga dari kayu dilapisi dengan mozaik, kalung yang terbuat dari manik-manik batu hijau, dan lonceng emas di sekitar keempat kakinya.
Kerangka ini bisa saja adalah seekor anjing atau seekor serigala Meksiko. Namun, Lopez Lujan, peneliti senior di Museum Templo Mayor, Mexico City, itu masih mempelajari lebih lanjut pertanyaan tersebut dan berharap bisa terjawab dengan tes DNA.
“Akan sangat penting jika ini adalah seekor anjing karena itu akan membawa kita lebih dekat ke konteks pemakaman,” ujar Lopez Lujan. Menurutnya, jika benar itu anjing, maka hal tersebut merepresentasikan anjing yang menemani majikannya ke alam lain dan membantu mereka menyeberangi sungai yang bernama Chicnahuapan, salah satu tempat berbahaya sebelum tiba di tingkat kesembilan dan terdalam dari dunia akhirat.
Belum dijarah
Kerangka hewan bertaring Templo Mayor ini ditemukan di sebelah sebuah kotak batu yang berisi gelang emas, batu api untuk pengorbanan, kerang, dan kemenyan, getah pohon yang diperkirakan digunakan di berbagai bahan, seperti dupa, obat-obatan, dan lem.
Penggalian baru-baru ini juga menemukan segel plester utuh yang terbuat dari kapur dan pasir. “Keberadaan dari segel-segel ini menandakan bahwa kuburan itu, jika ada di sana, bisa jadi adalah kumpulan ruang bawah tanah yang berisi jenazah raja dan penerusnya,” ungkap Lopez Lujan.
“Setiap kali mereka menguburkan mayat yang baru meninggal, mereka menutup pintu masuknya dengan segel plester,” ujar Lujan berspekulasi. Segel yang belum rusak menandakan bahwa makam itu belum pernah dijarah.
Makam ini, menurut Lopez Lujan, tidak akan sebesar makam Tutankhamun di Mesir ataupun ruangan makam Copan dari Maya di Honduras karena bangsa Meksiko (Aztecs) tidak pernah membangun arca dan makam bawah tanah. Itu mungkin adalah sebuah ruangan yang sangat kecil yang penuh dengan sesajian.
Meskipun diikuti ekspektasi yang meninggi, arkeolog dan timnya ini mengaku harus sabar. Hanya dengan mengerjakan secara perlahan dan metodiklah tim ini akan bisa merekonstruksi tata cara penguburan dan artefak-artefak lainnya yang bisa memberikan sedikit petunjuk tentang perekonomian, sistem politik dan agama Aztec yang telah ada sebelum kedatangan bangsa Spanyol di tahun 1500-an.
No comments:
Post a Comment